Mengejutkan Sampah Diangkat dari Laut di Kegiatan HPSN
![]() |
Sampah yang diangkut dari dasar laut di dermaga Utara Pulau Tidung, Sumber Photo Beritajakarta.com |
“Nenek moyangku seorang
pelaut, bukan pembuang sampah ke laut”
Itulah
tagline yang digunakan saat kegiatan
Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2017.
Kegiatan ini dilakukan secara serentak
di seluruh Indonesia, sedangkan di Banda Aceh diadakan pada tanggal 25-26
Februari 2017, yang berpusat di pelabuhan Ulee Cot pada hari sabtu, dan di
Pelabuhan Ulee Lheu di hari minggu.
Hal
yang cukup megejutkan ialah sebanyak 163 kilogram sampah berhasil diangkat dari
dasar laut, di dermaga Ulee Cot berkat bantuan nelayan, dan penyelam terlatih.
Wow.., banyak juga ya!
Pada
hari yang sama juga dilakukan kegiatan serupa di Kepulauan Seribu dengan
menurunkan 40 tim penyelam ke dasar laut
untuk mengambil sampah-sampah. Sekitar 80 kilogram sampah akhirnya
berhasil diambil dari dasar laut hingga kedalaman 12 meter.
Ini
membuktikan bahwa kita adalah generasi pembuang sampah ke laut. Mana mungkin
sampah ada di dasar laut? emang warga laut ada makan mie instan, atau minum minuman
botol, sehingga sampah bekas barang-barang tersebut berada di dasar laut.
Bayangkan
betapa tersiksanya makhluk laut, mendapatkan sampah-sampah dari makhluk darat.
Rumahnya terganggu, lingkungannya tercemar, dan bahkan ada yang harus pindah
dari habitatnya, karena sudah didiami oleh barang-barang bekas dari makhluk
darat.
Harusnya
ini menjadi renungan buat kita semua, jika laut tercemar karena sampah berarti
makhluknya juga ikut tercemar. Dan ikan-ikan yang kita makan nantinya juga
tercemar, akhirnya balik juga ke kita yang akan memakan makanan yang tercemar
dari ulah perbuatan kita sendiri.
Untuk apa sih diadakan HPSN?
![]() |
Kegiatan HPSN yang diadakan di Banda Aceh, photo by @azzhafira |
HPSN
biasanya diperingati setiap tanggal 21 Februari, yang bertepatan dengan tanggal
terjadinya tragedi longsor gunung sampah di TPA Leuwigajah, Jawa Barat tahun
2005.
Tragedi
longsor tersebut menewaskan ratusan jiwa yang tinggal di perkampungan Cilimus,
dan Pojok. Mereka meninggal dalam tumpukan sampah, sungguh mengerikan bukan?
Makanya
untuk memperingati tragedi tersebut, setiap tanggal 21 Februari diperingati
sebagai Hari Peduli Sampah Nasional. Supaya tidak ada lagi kejadian yang sama, dan
memakan korban akibat penglolaan sampah yang tidak tepat.
Dalam
setiap kegiatan tersebut, disepekati bahwa Indonesia akan bebas sampah pada
2020. Berbagai upaya dilakukan, termasuk kegiatan pemungutan sampah secara
masal.
![]() |
Aksi pungut sampah di Pelabuhan Ule Lheu photo by @azzhafira |
Seluruh
wilayah di Indonesia memperingatinya, termasuk di Banda Aceh. Aksi pungut
sampah di Banda Aceh pada hari kedua diikuti oleh 121 komunitas di Banda Aceh.
Aksi
tersebut berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 1.137 kilogram sampah, yang
terdiri atas 68 kilogram sampah plastik, dan 1.069 kilogram sampah non plastik.
Wow.., itu hanya satu tempat di sudut Kota Banda Aceh lo!
Sampah-sampah
ini tentu tidak sebanyak ini, jika kesadaran untuk tidak membuang sampah
sembarangan sudah ada di setiap orang.
Jadi
aku rasa, bukan bangga untuk mengumpulkan banyak sampahnya. Tapi banggalah
untuk mengelola sampah pribadi, dengan tidak merepotkan orang lain.
Semoga
aksi pungut sampah ini, bisa menanamkan rasa malu untuk membuang sampah
sembarangan, bagi setiap individu yang ikut.
6 comments
Write commentsHiiy kok horor ya ngeliat laut jd rumah sampah. Senoga sukses hpsn utk program2nya
ReplyKegiatan yang sangat bermanfaat, semoga saja terus digalakkan ya :)
ReplyIya,, menyedihkan memang mbak!
ReplyIya.., semoga di Pantai Barat Selatan nanti juga ada dibuat kegiatan yang sama!
ReplySemoga semakin semakin banyak masyarakat yang peduli ikut serta program bermanfaat seperti ini, sosialisasi juga perlu.
ReplyAmin, semoga kesadaran masyarakat semakin meningkat tentang pengolahan sampah ini ya!
Reply