Kemegahan Songket Aceh
Bersyukur banget aku bisa lahir dan besar di Tanoh Serambi Mekah ini. Selain kaya dengan adat budaya, ternyata Aceh mempunyai peradaban yang besar lagi megah. Hal ini dapat dilihat dari peninggalan bersejarahnya.
Jika
kita baca sejarah Aceh, bangsa ini cukup
disegani seantero dunia. Letak yang strategis memudahkan akses perdagangan
dunia. Puncaknya pada masa kerajaan Sultan Iskandar Muda. Ohhhh..., Andai aku hidup
dimasa itu dan melihat betapa maju peradaban Aceh. Ngareppp!
![]() |
Songket Aceh berbahan Sutra |
Salah
satu barang peninggalan bersejarah dan juga merupakan kebudayaan ialah Songket
Aceh. Kain yang biasa digunakan oleh pihak kerajaan dan kaum bangsawan
ini sudah menjadi primadona sejak permulaan abad ke 16 dan 17. Sebagaimana
tersebut dalam kitab Sung Cina.
“Kitab
tersebut menyebutkan bahwa Pidie merupakan daerah penghasil Sutra yang
dikirimkan ke berbagai wilayah di India”
Selain
itu orang-orang Belanda, Portugis dan Perancis yang datang ke Aceh, juga menceritakan
tentang kain dan sutera yang ada di Pidie lewat tulisan-tulisan mereka. Kain
ini menjadi incaran para pelancong luar saat mengunjungi Aceh. Kain yang
dimaksud tidak lain ialah tenun atau yang lebih familiar dengan sebutan Songket
Aceh.
Songket
Aceh sama halnya dengan kain tenun dari daerah lain yang terbuat dari sutra
atau katun. Namun Aceh mempunyai teknik tersendiri dalam pembuatannya yaitu
dengan cara teknik songket. Tenun ini dilengkapi dengan pakan benang emas dalam
pola desainnya yang begitu pelik dan rumit. Teknik inilah yang membedakannya dengan
daerah lain, yang membuatnya disegani dan dihargai di seluruh Sumatra.
![]() |
Belajar membuat Songket di rumah Songket Bu Jasmani |
Menurut
Mens Filers Smedling seorang pakar dalam bidang tekstil menyebutkan bahwa sutera Aceh yang
bermotifkan benang emas menunjukkan pengaruh dari Persia. Sedang motif ular
naga yang banyak diminati pada masa lampau merupakan pengaruh India dan Hindu
menurut Jasper & Pirngadie yang juga
merupakan Ahli tekstil.
Motif
tenun Aceh yang masih eksis dipakai hingga sekarang ialah motif Pucuk Rebung, Pinto
Aceh, Bungong Si Awan, Boh Glima, Bungong Campli dan banyak motif-motif lainnya
yang diadaptasi dari kebudayaan Aceh. Setiap motif tersebut mempunyai makna dan
filosofi tersendiri.
Berita
tentang kemegahan tenun atau Songket Aceh, sudah ada sejak dulu. Bahkan membuat
Songket sudah menjadi sebuah kebudayaan di masyarakat Aceh. Para pengrajin
songket terutama kaum ibu mencerminkan bahwa songket dibuat dari tangan-tangan
terampil pengrajin dengan sentuhan keindahan dan kelembutan.
![]() |
Pengrajin Songket di Gampong Miruk Taman, Darussalam Aceh Besar |
"Tak
heran yang mengenakan songket akan terlihat pula tingkat status sosialnya.
Selain dikenakan oleh kalangan kerajaan dan kaum bangsawan, songket juga
mempunyai nilai yang tinggi, baik dari segi harga maupun nilai estetikanya".
Sayangnya
konflik Aceh yang berkepanjangan berimbas pada para pengrajin songket Aceh. Daerah
penghasil kualitas songket bermutu tinggi seperti Pidie, Kawasan Aceh Besar
seperti Siem, Lam Kareung, Lam Bhuek, Lamreh, Lam Gugob dan daerah Pasai (Aceh Utara)
juga merupakan Daerah Operasional Militer (DOM).
Dimana
daerah ini ditetapkan sebagai daerah pusat konflik dan yang paling parah kegawatannya.
Sehingga pada saat itu banyak industri tekstil terutama Songket, harus tutup.
![]() |
Saat berkunjung ke rumah pengrajin Songket Nyakmu yang hanya tinggal bangunan kosong tua |
Pasca
damai, para pengrajin ini banyak yang sudah meninggal dunia ataupun sudah uzur.
Sehingga perkembangan Songket di Aceh tidaklah sama seperti dulu. Sekarang
hanya tinggal beberapa alat tenun saja yang sudah usang dan gedung yang
berbentuk rumah panggung Aceh sebagai tempat central pembuatan Songket Aceh.
Hanya
ada beberapa usaha Songket skala rumah tangga yang masih bertahan seperti
Songket Nyakmu yang dijalankan oleh anak dan keturunan Nyakmu (Pengrajin
Songket Aceh Tempoe Doelo). Dan Songket
Ibu Jasamany yang merupakan murid dari Nyamu, bertempat di Gampong Miruk Taman,
Darussalam Aceh Besar.
![]() |
Usaha kerajinan Songket Jasmani di Gampong Miruk Taman, Darussalam Aceh Besar |
Melihat
sisi sejerah kemegahan songket Aceh ini, tentu masayarakat Aceh harus berbangga
hati mempunyai warisan budaya yang sudah mendapatkan pengakuan oleh dunia. Saatnya
kita para generasi muda yang harus sadar tentang budaya dan aset budaya yang
kita punya.
“Melestarikan
Songket berarti kita kembali menghidupkan kemegahan Aceh masa lalu, sehingga
semua orang tahu bahwa kita berasal dari peradaban yang besar”.
(Yell
Saints)
Referensi:
Leight, B. (1989). Hands of Time the Craft of Aceh. Penerbit Djambatan.
Liyansyah, dkk. (2014). Katalog Koleksi Tenun Museum Aceh.Banda Aceh: Museum Aceh
Museum Aceh. (1997). Pameran Khusus Pesona Songket Sumatra. Seri Penerbitan Museum Negri Provinsi Daerah Istimewa Aceh 12-25 Maret 1997.
Yunuan, dkk. (1997). Tenun dan Pakaian Tradisional Aceh. Seri Penerbitan Museum Negri Provinsi Daerah Istimewa Aceh-36.
6 comments
Write commentsgood
ReplyMasih edisi tes komen melulu ni. Maaf ane cuma ngetes, komentarnya sudah muncul dalam bentuk responsive mobile atau belum...
ReplyAyo Kunjungi terus Xplory Design...
Makasih Mas Amru :D
ReplyDari kemrin2 tes terus, kapan pengumumannya? :D
ReplyLuar biasa, Yelli Sustarina. Terus lestarikan warisan budaya kita agar tak lekas punah ditelan perkembangan zaman.
ReplyIya, itu tugas kita para generasi pecinta budaya.
Reply